Pongek Pisang yang bikin penasaran dari Nagari Kinari, Solok

Pongek Pisang

Banyak  orang yang mempunyai bucket list yaitu daftar yang ingin ia lakukan atau tempat yang ia ingin kunjungi.

Aku juga punya daftar itu, yaitu mencicipi penganan yang saat itu aku tidak tahu namanya, tapi berasal dari Nagari Kinari, Solok, Sumatra Barat.

Mendiang Pak Bondan termasuk yang menceritakan betapa ia terkesan dengan makanan ini saat berkunjung ke Kinari. Namun saat aku tanyakan nama makanan tersebut, ia lupa namanya. Makin penasaran!

Hingga akhirnya waktu yang dinanti datang juga. Aku bisa mengunjungi Nagari Kinari.  Menjelang jam 9 malam barulah aku sampai.  Memang sudah direncanakan untuk mencoba bermalam di salah satu rumah gadang disana. Aku bermalam di satu Rumah Gadang yang usianya sudah lebih dari seratus tahun, namun masih kokoh untuk menampung tamu yang bermalam sekitar 15 orang. Ruang tengah dalam rumah gadang disulap menjadi ruang tidur dengan bentangan kasur besar di setiap sela tonggak rumah gadang.

Pagi hari barulah aku bisa melihat bahwa begitu banyak rumah gadang di Nagari ini.

Uda Doni dan uda Ool begitu bangga dengan desa ini. Mereka menceritakan bahwa  ada lebih dari 100 Rumah Gadang yang berusia juga lebih dari 100, dan beberapa diantaranya bisa kita sewa untuk menginap. Masih bagus ukiran-ukiran di dinding Rumah Gadang yang pagi itu tampak makin megah menyambut sinar matahari.

Namun misiku kesini adalah mencari tahu soal Pongek Pisang!

Belakangan aku tahu bahwa masakan ini atau penganan ini bernama Pongek Pisang dari Uni Wisda yang juga penjadi penggerak wisata disana.

Hari sudah agak siang ketika aku masuk ke dalam dapur Rumah Gadang tempat aku menginap. Dapur bersih berada di lantai bawah. Beberapa orang uni sudah bersiap dengan pisang dan santan. Mereka tampaknya sudah siap melepas penasaran yang aku idap selama ini 🙂

Sebelumnya, aku mengenal  pisang dapat dibuat menjadi gulai dan disantap dengan nasi, namun disini ternyata aku mendapati kalau Pongek Pisang dari Kinari disantap dengan ketan kukus.

Aku membayangkan penganan atau kudapan berbahan pisang, dengan santan bergula aren yang bernama Kolak. Kita bisa membayangkan aroma kuah santan kolak yang beradu dengan caramel gula aren, disisipi aroma daun pandan. Sungguh memukau!

Tapi Pongek Pisang sungguh berbeda. Ayo aku tunjukkan cara membuatnya.

Pisang yang dipilih adalah pisang kepok yang sudah matang. Dikupas kulitnya lalu, dipotong memanjang menjadi dua atau tiga bagian lalu disusun dalam wajan yang sudah dialas dengan daun pandan. Alas daun ini berfungsi sebagai penghalang agar pisang tidak cepat jadi gosong, ditambah aroma pandan yang nanti akan berpadu dengan santan.

Ternyata tidaklah sulit membuatnya, setelah pisang disusun. Baru kemudian santan ditambahkan kunyit halus, dituangkan ke atas pisang yang sudah tersusun rapih. Uniknya kunyit yang ditambahkan ini fungsinya mempercantik warna pisang yang cenderung putih. Padahal kunyit biasanya digambarkan sebagai bumbu masakan bukan untuk kudapan.

Pongek Pisang

Tidak membutuhkan waktu yang lama, kemudian santan perlahan menyusut.

Wajan hanya ditutup dan tentu saja proses memasak ini dengan api kecil. Konsep dari masakan bernama Pongek atau pangek adalah membiarkan kuah menyusut tanpa proses mengaduk. Sesekali hanya perlu menggoyangkan wajan, agar tidak ada yang lengket dan menjadi gosong. Akhirnya, tutup wajan diangkat setelah kurang lebih 30 menit, dan tampaklah pisang yang sudah berwarna kekuningan dan lebih lunak. Aroma pandan langsung menguar.

Aha! Inilah saat yang dinantikan, mencoba Pongek Pisang.

Pongek Pisang

Aku mengambil satu potong pisang, dan sedikit ketan. Menyuapnya saat semua masih hangat. Onde mande, pantaslah banyak yang terpesona dengan penganan ini. Pisang yang sudah matang, diselimuti dengan santan kental. Tidak perlu berlebihan bahan dan proses memasak untuk menghasilkan penganan yang memesona banyak orang. Kunyit yang biasanya memberi aroma langu tidak ada jejak aromanya di sini. Semua lebur dalam satu suapan. Teman terbaik untuk menyantap pongek pisang ini adalah dengan ketan. Begitu banyak kudapan di Minangkabau yang memakai beras ketan, atau disebut sipuluik.

Penganan ini sudah jarang ditemui di luar Nagari Kinari, hanya waktu tertentu masyarakat membuatnya, terkadang untuk jamuan saat ada tamu. Atau jika kita memesannya lebih dahulu.

Bolehlah sesekali jika ke Sumatra Barat, mampir ke Nagari Kinari. Warganya yang ramah, akan menyambut dengan senang dan tentu juga mencoba Pongek Pisangnya yang sangat dipujikan.

Atau bisa melihat video pembuatannya, sementara aku lanjut dengan suapan kedua. 🙂

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *